Rabu, 06 Agustus 2014

mengapa harus belajar di BAHASA




Jurusan Bahasa di SMA
07 October 2013 - 21:44 WIB    By : GADISschoolzone
IPA dan IPS adalah dua jurusan yang biasanya ada di SMA. Di beberapa sekolah, terdapat pula jurusan bahasa. Peminatnya memang belum sebanyak jurusan lainnya. Tapi begitu masuk, ternyata banyak manfaat dan hal seru di situ. Yuk, lebih mengenal jurusan bahasa.

Di dalam kelas Bahasa kita nggak hanya belajar satu bahasa, melainkan lebih dari dua bahasa. Selain Inggris dan Indonesia, biasanya ada Jerman, Prancis, Jepang dan Arab.
  • Walaupun namanya kelas bahasa, kita juga dapat mata pelajaran matematika serta ilmu social.
  • Beberapa pilihan kuliah yang sesuai dengan kelas Bahasa antara lain Sastra, Komunikasi dan Hubungan Internasional. Bisa juga memilih jurusan IPS.
  • Pilihan bidang pekerjaannya juga nggak kalah keren. Kita bisa menjadi penerjemah yang bekerja di perusahaan asing, interpreter, penulis hingga jurnalis.
  • Bahasa merupakan bagian dari budaya, ketika kita belajar ilmu bahasa, kita juga sekaligus mempelajari budaya dari negara lain. Hal tersebut membuat kita lebih open minded serta berwawasan luas
  • Daftar SMA yang membuka jurusan Bahasa, antara lain SMAN 37 Jakarta, SMAN 31 Jakarta, SMAN 1 Bandung,SMAN11 Bandung, SMAN 46 Jakarta dan SMA Labschool Rawamangun

She Says:
“Dari awal aku masuk SMA, aku sudah pengin masuk di jurusan Bahasa. Menurutku, belajar bahasa itu seru! Di kelas, aku mendapat berbagai mata pelajaran yaitu Bahasa Arab, Bahasa Jepang, Bahasa Inggris, Antropologi, Matematika dan Sastra Indonesia. Menurutku, jurusan bahasa itu bukan “buangan”. Justru, ada banyak ilmu yang bisa kita peroleh..” Yola, kelas 12 jurusan Bahasa MAN 4 Jakarta




Rabu, 13 Maret 2013

التَّعَارُف PERKENALAN

: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ خَالِد
: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ خَلِيْل
: اِسْمِيْ خَالِد، مَا اسْمُكَ ؟ خَالِد
Namaku Khalid, siapa namamu?
 
: اِسْمِيْ خَلِيْل خَلِيْل
: كَيْفَ حَالُكَ ؟ خَالِد
Bagaimana keadaanmu (apa kabar)?
 
: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ. وَكَيْفَ حَالُكَ أَنْتَ ؟ خَلِيْل
Baik, alhamdulillah. Kalau kamu bagaimana?
 
: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ       sumber : arabindo.co.nr خَالِد

Selasa, 12 Februari 2013

10 hak ukhuwah dan kasih sayang sesama muslim


10 hak ukhuwah dan kasih sayang sesama muslim
Bagaimana bentuk kasih sayang sesama muslim yang menjadi hak ukhuwah itu? Setidaknya ada 10 bentuk kasih sayang yang menjadi hak ukhuwah :

1. Berlemah lembut dalam bersikap dan bertutur
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (QS. Ali Imran : 159)

2. Memaafkan dan memohonkan ampun serta bermusyawarah dengan mereka
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (QS. Ali Imran : 159)

3. Tawadhu' terhadap sesama Muslim
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِى أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain. (HR. Muslim).

4. Menghilangkan hal-hal yang bisa menyakiti mereka

Dalam sebuah hadits, Abu Barzah Al-Aslami bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَ سُوْ لَ الله ِدُ لَّنِي عَلَى عَمَلٍ أَ نْتَفِعُ بِهِ قَالَ:اِعْزِلْ الْأَ ذَى عَنْ طَرِ يْقِ الْمُسْلِمِيْنَ
“Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat bermanfaat bagiku.” Beliau menjawab, “Singkirkanlah gangguan dari jalan-jalan kaum muslimin.” (H.r. Muslim dan Ibnu Majah)

5. Senyum, Salam dan Sapa
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Senyummu di hadapan wajah saudaramu adalah sedekah (HR. Tirmidzi)
أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ
Wahai sekalian manusia, sebarkan salam, berikan makanan, dan lakukan shalat saat orang lain tidur malam, niscaya kalian masuk surga dengan tenang. (HR. Tirmidzi, "hasan shahih")

6. Meringankan kesusahan sesama Muslim dan membantu mencarikan solusi baginya
مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah membantu keperluannya. Barangsiapa menghilangkan kesusahan seseorang, maka Allah akan menghilangkan kesusahannya pada hari kiamat. (Muttafaq 'alaih)

7. Menutupi aib sesama Muslim
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah menutup aibnya pada hari kiamat. (Muttafaq 'alaih)

8. Senang melakukan/memberikan sesuatu yang disenangi sesama Muslim
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidak beriman seseorang hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya (HR. Bukhari)

9. Menunaikan hak-hak mereka, terutama enam hak sosial Muslim dari Muslim lainnya
حَقُّ الْمُسْلِمُ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمُ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وِإِذَا إِسْتَنْصَحَكَ فَأَنْصِحْهُ, وإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتهُ, وَإِذَا مَرَضَ فَعِدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَأَتْبِعْهُ
Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam; jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya, jika dia mengundangmu maka penuhilah undangannya, jika dia meminta nasihat kepadamu maka nasihatilah dia, jika dia bersin dia memuji Allah subhanahu wata’ala maka bertasymitlah untuknya, jika dia sakit maka jenguklah, dan jika dia mati maka iringilah jenazahnya. (H.R. Muslim)

Tasymit adalah mendo’akan Muslim yang bersin dengan ucapan "Yarhamukallah" (semoga Allah merahmatimu)

10. Mendoakan sesama Muslim dalam doa-doa kita, baik sepengetahuannya ataupun di luar sepengetahuannya

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ
Tidak ada seorang hamba pun yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata kepadanya, "Dan bagimu seperti apa yang kamu pinta" (HR. Muslim)

sumber: http://www.bersamadakwah.com
di download pada tanggal 12 Februari 2013 pukul 15.00

Senin, 28 Januari 2013

10 Faidah Tentang Bahasa Arab


10 Faidah Tentang Bahasa Arab
Sumber: http://badaronline.com Posted: 07-01-2013 | Category: Uncategorized
Di download pada tanggal 29-01-2013 pukul 14.30 WIB

Berikut adalah beberapa faidah yang kami kumpulkan berdasarkan keterbatasan ilmu yang ada pada kami.
Pertama
Kaum muslimin sepakat bahwa Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mu’jizat tersebut berupa keindahan bahasa dan balaghahnya sampai-sampai Allah  ‘Azza wa Jalla menantang siapapun yang bisa mendatangkan semisal Al-Quran. Allah berfirman,
 

وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُواْ شُهَدَاءكُم مِّن دُونِ اللّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (Al-Baqarah: 23)

Bahkan ditantang juga dengan mendatangkan kalimat saja semisal Al-Quran. Allah berfirman,
فَلْيَأْتُوا بِحَدِيثٍ مِّثْلِهِ إِن كَانُوا صَادِقِينَ

“Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur’an itu jika mereka orang-orang yang benar.” [Ath-Thuur: 34]

maka sangatlah merugi seorang yang mengaku-ngaku muslim tetapi ia tidak bisa menikmati mu’jizat terbesar umat ini.

kedua
Jika ada seorang profesor Ahli dibidang kedokteran modern misalnya, ia menjadi rujukan para dokter untuk berkonsultasi, akan tetapi ia tidak bisa berbahasa Inggris, maka gelar profesor dan keahliannya diragukan karena sebagian besar sumber ilmu kedokteran modern adalah negara barat yang berbahasa Inggris, maka bagaimana jika ada ustadz, Gus, Kiayi Haji, Tuan Guru Haji, Habib yang mereka menjadi rujukan pertanyaan tentang agama kemudian meraka tidak bisa berbahasa Arab?

Akan tetapi kenyataan di masyarakat terutama di zaman ini, banyak orang yang belum mempunyai ilmu agama yang mumpuni, langsung menjadi ustadz dadakan dan menjadi rujukan pertanyaan agama. Padahal untuk menjadi  dai dan rujukan pertanyaan juga harus belajar yang lama dan bertahun-tahun sebagaimana juga belajar ilmu umum. Ia juga harus mengusai berbagai ilmu ushul sehingga tidak menyampaikan atau berfatwa tanpa ilmu.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari hamba-hambaNya sekaligus, tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan seorang ‘alim-pun, orang-orang-pun mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh. Lalu para pemimpin itu ditanya, kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain.” (HR. Bukhari no:100)

Ketiga:
Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu adalah yang pertama kali mencetus ilmu Bahasa Arab, beliau menyusun pembagian kalimat, bab inna wa akhawatuha, idhafah, imalah, ta’ajjub, istifham dan lain-lain, kemudian memerintahkan kepada Abul Aswad Ad-Dualiy untuk mengembangkan sambil berkata,
انح هذا النجو

“Unhu hadzan nahwa!” (ikutilah yang semisal ini),

maka istilah ilmu Nahwu diambil dari perkataan Ali bin Abi thalib (lihat Qowa’idul asasiyah lillughotil arobiyah hal 6, Sayyid Ahmad Al Hasyimi, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah).

Keempat:
Abul Aswad Ad-Du’aliy rahimahullah  dari bani kinanah disebut sebagai bapak bahasa Arab. Ialah yang mengembangkan bahasa Arab atas perintah Ali bin Abi thalib karena Islam berkembang berbagai negara dan orang ajam banyak yang salah berbahasa Arab dan kesulitan memahami Al-Quran, serta masuknya orang ajam ke negeri Islam dan mencampur bahasa mereka (lihat Qowa’idul asasiyah lillughotil arobiyah hal 5).

Dikisahkan bahwa yang membuat Abul Aswad Ad-Du’aliy semakin semangat mengembangkan bahasa Arab adalah suatu malam ia berjalan dengan putrinya, kemudian putrinya berkata,

ما أجمل السماء

“Maa ajmalus sama’i (artinya: Apa yang paling Indah di langit?),

kemudian Abul Aswad Ad-Du’aliy berkata,

نجومها

“nujumuha” (artinya: bintang-bintangnya).

kemudian putrinya berkata, “saya bermaksud ta’ajjub/kagum”.
Maka  Abul Aswad Ad-Du’aliy berkata membenarkan, katakanlah,

ما أجمل السماء

“Maa Ajmalas sama’a (artinya: betapa indahnya langit).

NB: Tulisan font Arabnya sama, tetapi cara bacanya berbeda, karena berbeda arti

Anak seorang pakar bahasa Arab saja seperti ini, apalagi masyarakatnya, kemudian perhatikan juga hanya berbeda harakat sedikit saja sudah membedakan artinya sangat jauh, masihkah kita tidak mau  belajar bahasa Arab untuk lebih memahami agama kita?

kelima
Sebagaimana fiqh, bahasa Arab juga ada dua mazhab yaitu mazhab Kufiyah dan Bashriyah, karena bahasa Arab berkembang di dua kota besar Kufah dan Bashrah. (lihat Qowa’idul asasiyah lillughotil arobiyah hal 6)

Ulama dari Basrah yang terkenal adalah Sibawaih dengan nama lengkapnya ‘Amr ibn Utsman Ibn Qunbar dan Abdullah bin Abu Ishak. Sedangkan ulama dari kufah adalah Al-Kisa’i dengan nama lengkapnya Abu Hasan Ali ibn Hamzah dan Al-Fara’
Nama lengkapnya Abu Zakariya Yahya ibn Ziyad ibn Abdullah ibn Marwan ad-Dailumiy.

Keenam:
Sering kita mendengar bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab akan tetapi hadistnya lemah sehingga tidak bisa dijadikan sandaran, tidak ada hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam tentang masalah ini. Menngenai hadits,
أَحِبُّوا الْعَرَبَ لِثَلَاثٍ: لِأَنِّي عَرَبِيٌّ وَالْقُرْآنَ عَرَبِيٌّ وَكَلَامَ أَهْلِ الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ

“Cintailah orang Arab karena tiga hal; Karena aku adalah orang Arab, Al-Qur’an itu berbahasa Arab dan ucapan penduduk sorga adalah Bahasa Arab”. (HR. Hakim, Thabarani dan Baihaqi)
Imam Dzahabi rahimaullahu mengatakan dalam ringkasan kitab al-Mustadrak : Saya kira hadits ini lemah”. Ibnu Al-Jauzi rahimaullahu menyebutkan hadits ini dalam kitab Al-Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu)

Meskipun demikian banyak atsar para salaf yang menguatkan bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab. Jika tidak bisa kita katakan bahwa “bahasa Arab adalah bahasa ahli surga” tetapi bisa kita katakan “bahasa Arab adalah bahasa pendamba ahli surga”.

Ketujuh:
Afwan jiddan akhi”.
kata ini sering diucapkan oleh orang awam bahkan aktivis dakwah, padahal bentuk ini salah secara kaidah, karena “afwan” dan “jiddan” keduanya adalah maf’ul mutlaq yang bertujuan untuk menta’kid (menegaskan), “afwan” tidak perlu ditambahkan “jiddan” lagi untuk menta’kid serta tidak boleh menyusun dua maf’ul mutlaq berturut-turut. (lihat pelajaran maf’ul mutlaq, Mulahkhas Qowa’idil Lughatil Arabiyah hal 69, fu’ad Ni’mah, Darul Tsaqafah Islamiyah)

kedelapan:
Nama Nabi yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah hanya empat orang saja yang memakai nama Arab asli yaitu Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam, Syu’aib, Shalih dan Hud ‘Alaihimussalam. Hal ini dapat diketahui dengan kaidah bahasa Arab bahwa nama asing termasuk golongan “mamnu’ minas sarf” yang tidak boleh di tanwin, sehingga anggapan sebagian orang bahwa sebagian besar nabi dari bangsa Arab asli kurang tepat, yang benar beberapa daerah timur tengah dulunya tidak diduduki oleh orang Arab seperti Mesir dan Syam.

Kesembilan:
Bangsa Arab punya kebiasaan menitipkan anak mereka kepada suku-suku pedalaman untuk disusui, termasuk Rasul kita Shallallahu ’alaihi wa sallam, tentu kita bertanya-tanya untuk apa hal ini dilakukan? Tidak khawatir anak kita didik oleh orang kampung yang tidak dikenal? Ternyata salah satu hikmahnya adalah agar anak-anak meraka fasih berbahasa Arab yang masih murni, karena bahasa di kota sudah bercampur baur.

Begitu juga kita tidak akan mendapatkan bahasa jawa kromo/halus di kota-kota tetapi ada di desa-desa terpencil. Karena bagi orang Arab kesalahan berbahasa sangat fatal dan bangsa Arab sangat memuliakan syair dan keindahan bahasa.

Khalifah Abdul Malik bin Marwan berkata,

اللحن في الكلام أقبح من الجذري في الوجه

“Lahn (kesalahan) dalam berbicara lebih jelek dari cacar di wajah.”

Dari sulaiman bin Ali bin Abdullah bin Abbas dari Al-Abbas berkata, saya bertanya kepada Rشsululloh apakah keindahan pada seseorang?”, beliau menjawab, “kefasihan lisannya”. Dan dikisahkan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam paling fasih mengucapkan huruf dhad yang paling sulit pelafazannya. (lihat Qowa’idul asasiyah lillughotil arobiyah hal 4,)

Kesepuluh:
Bahasa Arab adalah bahasa yang paling sesuai dengan logika manusia,
misalnya kalimat, “ana masrurun bimuqobalatik” (saya disenangkan [senang] karena bertemu denganmu),

Maka bahasa Arab menggunakan “masrurun”, dalam bentuk maf’ul (objek penderita),  bukan “saarrun” (fa’il/pelaku). karena ada sesuatu yang membuatnya senang yaitu bertemu, tidak mungkin dia senang sendiri jika tidak ada yang menbuatnya senang.

Bandingkan dengan bahasa indonesia, “saya merasa senang” dan bandingkan pula dengan kalimat “ana qoodimun” (saya datang) menggunakan bentuk fa’il (pelaku) karena memang ia melakukannya. (Faidah ini saya dapat dari guru kami Aris Munandar, SS. MA. Hafidzahullahu)

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Disempurnakan di Lombok, Pulau seribu Masjid
Penyusun: Dr. Raehanul Bahraen